Kisah Daerah : Asal Mula Kota Marabahan

Mungkin sudah ada sebagian orang yang tahu tentang kisah ini. Terutama orang-orang yang berada di Kalimantan Selatan khususnya orang Marabahan. Dan disini kami akan menceritakan kembali tentang cerita asal mula Kota Marabahan.

Di suatu desa yang tidak disebutkan namanya hiduplah satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak perempuan yang bernama Mara. Sang ayah adalah seorang kepala desa yang adil dan bijaksana.

Ayah Mara mempunyai banyak ladang dan sawah. Setiap hari ayah dan ibu Mara pergi ke sawah. Walaupun mereka telah memperkerjakan beberapa orang desa di ladangnya namun karena tanahnya kurang subur, hasil sawah ladang mereka kurang baik. Walaupun demikian ayah Mara dan istrinya tetap turun ke sawah. Begitu juga dengan Mara, ia selalu membantu ayah dan ibunya.

Suatu hari ayah Mara mengajak beberapa warga desanya untuk mencari daerah baru yang subur. Pada saat mereka mau berangkat tiba-tiba Ibu Mara jatuh sakit. Sakitnya sangat parah. Sudah banyak tabib dan dukun yang mencoba mengobatinya, namun tidak ada yang berhasil. Mara dan ayahnya serta penduduk desa merasa sangat sedih.

Suatu malam ayah Mara bermimpi aneh. Ia didatangi oleh seorang kakek tua.
"Hai anakku, aku tahu isterimu sedang sakit, tapi janganlah engkau bersedih," kata lelaki tua itu.
" Apakah yang harus hamba lakukan?" kata ayah Mara bertanya.
“ Kamu harus memerintahkan anakmu untuk mencari bahan obat-obatan tersebut, karena hanya dialah yang mampu“. Kata orang tua itu.
“ Tapi anakku Si Mara masih kecil“?"ayah Mara menjelaskan.
“ Aku tahu itu, tapi kau jangan khawatir karena anakmu Si Mara akan aku beri senjata pusaka berupa sebuah cermin yang dapat mengalahkan sang raksasa itu". Kata Kakek tua itu, kemudian menghilang.

Ayah Mara terbangun dari mimpinya, ia sangat terkejut karena dipembaringan ada sebuah cermin pusaka pemberian sang kakek yang ada dalam mimpinya. Keesokan harinya, ayah Mara menceritakan mimpinya pada Mara. Mara pun bersedia mencarikan bahan ramuan untuk ibunya.

Mara pun pergi ke hutan tersebut. Ia membawa sebuah buntelan berisi makanan, pakaian dan sebuah cermin pusaka. Setelah berjalan seharian, maka Mara akhirnya sampai di hutan tersebut. Mara pun terus menyusuri hutan tersebut. Ditengah hutan ia melihat sebuah gua besar, perlahan-lahan ia memasuki ruangan gua tersebut. Di dalam gua keadaannya cukup bersih. Tak jauh dari tempat ia berdiri Mara melihat sebuah peti. Namun, di dekat peti tersebut ada seorang raksasa yang sedang tidur. Mara lalu berjalan pelan-pelan menuju peti tersebut. Tiba-tiba raksasa tersebut terbangun. Matanya yang merah menatap Mara yang sedang menuju peti.
 Hei, siapa kamu? Berani-beraninya datang ke sini?“ tanya raksasa itu dengan marah.
"Saya Mara, saya ingin mengambil bahan ramuan ini." jawab Mara tanpa takut sedikitpun.
"Tidak boleh, peti itu milikku. Kamu boleh mengambilnya kalau bisa mengalahkanku!" kata raksasa itu.
"Aku tidak takut padamu!"
"Baik, sekarang rasakan kekuatanku!" geram raksasa.

Raksasa tersebut mengarahkan tangannya pada Mara dan keluarlah seberkas sinar. Mara tidak kehilangan akal, dengan cepat ia mengambil cermin pusakanya dari dalam buntelannya dan mengarahkan pada raksasa. Sinar yang berasal dari raksasa mengenai cermin dan terpantul kembali ke arah dirinya.

Akhirnya, raksasa itu mati terkena kekuatannya sendiri. Setelah sang raksasa mati, Mara merasa kelelahan. Ia pun tertidur di dekat peti itu.

Sementara ayah Mara yang cemas akan keselamatan Mara, mengajak penduduk desa untuk mencari Mara. Akhirnya mereka sampai di hutan tersebut, mereka segera mencari Mara. Mereka menemukan Mara yang sedang tertidur di dekat peti itu. Mereka pun membangunkannya. Mara terbangun dan menceritakan kejadian yang dialaminya pada mereka. Mereka sangat senang mendengarnya.

Setelah mendapatkan peti bahan obat-obatan, Mara dan ayahnya serta warga desa pulang kembali ke desa mereka. Ibu Mara yang sakit akhirnya dapat disembuhkan berkat ramuan obat-obatan yang ada di dalam peti tersebut.

Karena daerah hutan tempat ditemukannya bahan obat-obatan tersebut sangat subur, kaya akan tumbuhan dan berada dipinggiran sebuah sungai besar, ayah Mara dan penduduk desa memutuskan pindah ke tempat itu dan membangun perkampungan baru.

Akhirnya perkampungan baru tersebut berkembang dengan cepat menjadi sebuah desa yang cukup ramai, Karena desa baru yang mereka tempati belum punya nama akhirnya disepakati memberikan nama desa itu dengan nama “Marabahan" yang terambil dari kata "Mara" yang menemukan "Bahan", ramuan obat-obatan yang sangat manjur untuk menyembuhkan penyakit.

Demikianlah cerita yang berkembang ditengah-tengah masyarakat tentang asal usul Marabahan, yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Barito Kuala.

Comments