Kisah Daerah : Banua Gusang
Bersih dan rapi membuat orang kelihatan tampan, cantik dan menawan. Sebaliknya, pakaian yang kotor, kumal, tidak rapi dan compang camping membuat penampilan kita kurang menarik dan menjijikan. Membuat kita dijauhi oleh teman-teman.
Hal ini dialami oleh anak orang halus penunggu hutan di daerah Ulu Benteng di masa lampau. Anak itu penampilannya sangat menjijikan, kulitnya hitam dan kotor, pakaiannya compang camping dan tidak terawat, sehingga sangat sulit baginya mencari teman bermain.
Setiap kali dia mendekati anak orang kampung yang sedang bermain, ia selalu dijauhi oleh anak-anak di kampung itu. Sering pula ia diusir oleh teman-temannya, lantaran bau badannya yang kurang sedap itu. Tidak jarang pula terjadi baku tinju, bila dia mencoba melawan atau membantah waktu dia diusir oleh anak-anak kampung itu.
Pada suatu hari di kampung itu diadakan pertandingan gasing atau bagasing. Pertandingan itu biasanya berlangsung sangat meriah. Semua penduduk berdatangan mengunjungi permainan rakyat yang amat mereka gemari itu. Tua, muda, laki-laki, wanita, dan bahkan anak-anak balitapun dibawa serta.
Sudah barang tentu anak orang halus penunggu hutan itupun ingin pula menyaksikan pertunjukan yang sangat meriah itu. Namun apa hendak dikata, setiap kali ia mendekati tempat pertandingan itu selalu diusir oleh penduduk yang hadir, akhirnya ia berontak dan mengamuk sejadi-jadinya. Apa saja yang ada dekat anak itu, dilemparkannya kearah orang banyak. Hal itu membuat emosi penduduk yang hadir dalam pertandingan itu tidak terkendali lagi. Rupanya mereka tidak mengetahui kalau anak yang tidak dikenal itu adalah anak orang gaib penunggu hutan di daerah itu.
Tak ayal lagi, menyaksikan keadaan putranya yang babak belur tak sadarkan diri, orang halus penunggu hutan daerah itu menjadi murka. Malamnya seluruh penunggu hutan turun membakari rumah penduduk daerah itu, hingga rata dengan tanah menjadi abu.
Kampung yang hangus terbakar itulah yang disebut oleh masyarakat "Banua Gusang". Barangkali yang dimaksud dengan Banua disini ialah kampung atau desa, sedang kata gusang mungkin berasal dari bahasa Bakumpai yang berarti hangus terbakar. Sekarang dilokasi kejadian itu didirikan orang Kantor Kodim 1005 lengkap dengan perumahannya.
Comments
Post a Comment